Minggu, 25 November 2018

Nick and Norah's Infinite Playlist - Peter Sollett

Biar Masa Bodo dengan Plotnya Saya Masih Bisa Menikmati Film Ini


Judul Film: Nick and Norah’s Infinite Playlist
Sutradara: Peter Sollett
Penulis Naskah: Lorene Scafaria
Berdasarkan Novel Karya: Rachel Cohn & David Levithan
Pemain: Michael Cera & Kat Dennings
Rumah Produksi: Mandate Pictures
Distributor: Columbia Pictures
Tahun Rilis: 2008


Teman yang teler dan tersesat serta pentas rahasia nan mendadak sebuah band tenar. Dua hal itulah penggerak utama plot Nick and Norah’s Infinite Playlist. Tapi sejujurnya keduanya sama sekali tidak menarik. Saya tidak peduli apakah si teman maupun lokasi pentas rahasia itu akhirnya ditemukan. Tapi saya masih tetap bisa menikmati film ini karena hal-hal berikut.

Jujur saja saya betah menonton film ini karena Kat Dennings walaupun mulanya saya tertarik menonton film ini karena Michael Cera. Tapi kemudian saya merasa sudah cukup berfokus padanya setelah beberapa adegan mengesahkan bahwa Nick adalah percampuran antara tokoh yang diperankan Cera dalam Superbad, Juno, dan Scott Pilgrim. Jadi saya memerhatikan senyum Dennings yang jarang-jarang karena di sini dia memerankan perempuan yang agak sinis dan muka datar. Satu dua kali saya menyerapahi Nick karena dia terlalu tenggelam dalam perasaannya pada mantannya. Dasar kufur nikmat! Padahal dia sudah bertemu Norah yang tidak suka menonjolkan diri dan sebenarnya adalah penggemar mixtape yang dia buat untuk mantannya itu.

Satu lagi hal yang membuat saya menikmati film ini masih bagian dari unsur visual: suasana kota yang masih hidup pada malam hari. Nick dan Norah keluyuran di New York City. Betapa nikmatnya melihat restoran pinggir jalan yang masih buka larut malam. Melihat orang-orang lalu-lalang dan berkerumun di trotoar-trotoar gedung-gedung tinggi. Pergi dari satu tempat ke tempat lain berkali-kali dalam waktu sesingkat itu. Bahkan kalau perjalanan itu dilakukan di Yugo Nick yang sempit atau van The Jerk-Offs, bandnya, yang berguncang-guncang, atau bahkan naik motor. Saya membayangkan bahkan kalaupun perjalanan itu tidak diwarnai obrolan apa pun, selama pemandangannya seperti tadi, rasanya nikmat juga. Pulang pagi lalu tidur nyenyak.

Terkutuklah film yang di judulnya ada istilah “playlist” dan bercerita tentang musisi amatir yang suka bikin mixtape tapi tidak berisi lagu-lagu yang enak. Untungnya film ini terberkati. Sepanjang film kita akan menyimak lagu-lagu yang lumayan enak. Mulai dari “Boys Don’t Cry” sebagai nada sambung hape Nick sampai adegan joget merayu dilatari “You Sexy Thing” Hot Chocolate. Mulai dari lagu yang khusyuk macam “Speed of Sound” Chris Bell, yang asem manis macam “Fever” Takka Takka, sampai yang kasar macam “Riot Radio” The Dead 60s. 

Kalau boleh menambah sedikit lagi, selain tiga hal tadi, sebenarnya satu dua momen lawak di film ini cukup memancing senyum, seperti adegan hape Caroline (Ari Graynor), teman Norah yang tersesat itu, nyemplung ke jamban dan adegan dia nyerocos minta makan ke orang yang sama sekali tidak bicara di stasiun. Makanya bisa dibilang equalizer Nick and Norah’s Infinite Playlist adalah plot diputar ke nyaris nol, lawak lumayan, visual dan suara cukup tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar