Kalau Scrabble Kawin dengan Anak Pak RPG dan Bu Kartun
Judul Gim: Letter Quest: Grimm’s Journey Remastered
Pengembang: Bacon Bandit Games
Penerbit: Digerati Distribution
Tahun Rilis: 2015
Kata selalu menarik untuk dipermainkan. Mulai dari plesetan,
bersilat lidah, sampai permainan kata yang dikategorikan “gim”. Scrabble, salah
satu dedengkot gim kata, melahirkan penerus yang amat bikin candu. Namanya Letter Quest: Grimm’s Journey Remastered.
Dia lahir dari perjodohan antara scrabble dengan anak RPG dan kartun. Mari kita
telanjangi anak itu!
Sangat kentara mekanisme scrabble dalam Letter Quest. Kita diberi sekumpulan huruf acak. Kita harus
menyusunnya menjadi kata Bahasa Inggris untuk mendapat poin. Bedanya, dalam gim
ini, poin tadi diakumulasikan jadi kekuatan untuk memukul lawan yang berwujud
roh ikan dan manusia, zombi, kelinci kekar nan jahat, sampai manusia
seri(ng)gala(u). Mereka menghadang kita sang malaikat pencabut nyawa yang jalan
ngebet ke restoran piza. Ceritanya memang agak nonsens. Tapi desain visualnya
amat imut, mengingatkan pada desain kartun-kartun Amerika. Dan yang lebih
penting, mekanisme scrabble tadi dikembangkan sedemikian rupa sehingga
perhatian kita akan terus tersedot sampai tamat.
Musuh memiliki jumlah darah yang beragam. Jadi kekalahan
musuh bergantung pada jumlah darahnya dan poin yang kita hasilkan dari
kombinasi huruf-huruf tadi. Selain itu, darah kita juga terbatas. Jadi kita
harus lebih dulu mengalahkan mereka selama gantian saling serang. Belum lagi
kalau kita bermain dalam mode yang kalau kata Iwan Fals, “izrail sekecil itu
berkelahi dengan waktu” yang memberikan lebih banyak duit. Kita bukan hanya
dituntut untuk mengalahkan musuh, melainkan juga harus membasminya sebelum
batas waktu tertentu.
Tapi itu belum apa-apa. Sejumlah musuh memiliki keahlian
tertentu yang mempersulit perjuangan kita. Ada musuh (biasanya para panglima)
yang hanya bisa dilukai dengan kata-kata tertentu, seperti kata yang mengandung
huruf ‘t’ dan ‘s’, serta yang diawali dengan huruf ‘o’. Kalau kata-katamu tidak
memenuhi syarat itu, seranganmu percuma saja. Dalam mode yang lebih menantang
dan hadiahnya lebih menggiurkan, para kroco sekalipun memiliki kemampuan
semacam itu. Bahkan syarat ngelmu saja lebih mudah daripada itu.
Belum lagi kalau mereka punya kutukan yang mengacak-acak
huruf-huruf kita. Soalnya ada musuh yang bisa menimbulkan efek menyebalkan pada
huruf-huruf kita: menjadikannya beracun, terus dikocok tiap ganti giliran,
retak sehingga tidak mengandung daya serang sama sekali, membatu sehingga tidak
bisa dipakai, sampai mengubahnya menjadi tamu yang tak dikehendaki. Bayangkan
saja. Sudah capek-capek membayangkan kata 9 huruf berpoin besar, seperti
‘confusion’. Eh tahu-tahu si kunyuk itu mengubah empat huruf menjadi ‘x’ yang
notabene jarang ada dalam perbendaharaan kata saya yang bahasa pertamanya bukan
Bahasa Inggris. Kan sialan.
Untungnya fitur-fitur RPG mempersakti kita sepanjang
petualangan mencari piza suci ini. Kita bisa menambah darah dan mempertebal
jubah sehingga makin tahan banting, menajamkan arit bahkan menggantinya dengan
arit yang punya keistimewaan tertentu, sampai memperbanyak kantong untuk
membawa jamu. Ya kita bisa membeli jamu penambah darah maupun jamu penangkal
kutukan huruf. Ada juga barang-barang khusus yang banyak faedahnya, seperti
melipatgandakan daya serang kata-kata yang berhuruf tertentu atau memperbesar
kemungkinan mendapatkan durian runtuh berupa ramuan-ramuan ajaib.
Demikianlah anak yang dibidani Bacon Bandit Games ini
mengunci perhatian kita selama lebih dari 30 babak dalam kurang lebih 4 jam.
Dan begitu tiba di akhir permainan kita jadi merasa lebih percaya diri (bahkan
mungkin sedikit jumawa) dengan perbendaharaan kata Bahasa Inggris kita padahal
bisa jadi di sepanjang permainan kita sembarang saja menyusun huruf-huruf itu.
Begitulah cara permainan membuat orang merasa lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar