Senin, 24 September 2018

Bioshock - 2K Games


Merakit Senjata dan Ingatan Dahulu, Menerjang Kota Gila ke Tepian

Judul Gim: Bioshock
Pengembang: 2K Boston, 2K Australia
Penerbit: 2K Games
Tahun Rilis: 2007


Orang yang pada mulanya kelihatannya tidak tahu apa-apa dan tidak ada sangkut-pautnya dengan masalah yang ada. Itulah salah satu jenis tokoh utama yang lazim kita temui dalam gim. Seiring berjalannya gim dia, sebagaimana juga kita sang pemain, sedikit demi sedikit mengetahui keadaan yang sebenarnya dan hubungannya dalam masalah itu. Itulah juga yang terdapat dalam Bioshock garapan 2K Boston dan 2K Australia.

Kita berperan sebagai lelaki bernama Jack yang terdampar di sebuah kawasan bawah laut misterius bernama Rapture setelah pesawat yang ditumpanginya jatuh. Dalam rangka (pertama-tama) keluar dari Rapturelah kita akan terlibat dalam konflik antara Andrew Ryan, seorang industrialis yang mendirikan Rapture demi menghindari intervensi negara; Atlas, seorang pejuang pembebasan; Fontaine, saingan bisnis Ryan; Tennenbaum, mantan kekasih Ryan sekaligus seorang ilmuwan genetik, dll.. Dalam gim yang berlatar pada tahun ’50-an ini, pada masa Perang Dingin sedang panas-panasnya, kita akan menemukan banyak intrik politik, “permainan catur” yang meliputi tindakan pengendalian pikiran dan cuci otak, dan percobaan-percobaan rekayasa genetik yang luar biasa.

Memang ada adegan-adegan perantara yang memberi tahu kita keadaan yang ada di hadapan, seperti salah satu adegan kunci yang berisi Andrew Ryan main golf sambil bercerita pada kita. Kita juga seringkali dihubungi oleh orang-orang tadi melalui radio yang kita bawa ke mana-mana. Tapi, sebagian besar plot dalam gim ini disampaikan melalui rekaman-rekaman yang kita temukan sepanjang jalan: detil-detil hubungan antara tokoh-tokoh tadi, latar belakang pendirian Rapture, sampai pada percobaan-percobaan di sana. Cara seperti itu tidak memperlambat laju permainan. Tapi, seringkali detil-detil yang disampaikan panjang-lebar itu luput dari perhatian kita karena lebih asyik menyusuri segala penjuru Rapture dan menyelesaikan misi utama yang tercantum juga dalam menu catatan yang bisa dibuka kapan pun.

Ketika bilang “lebih asyik menyusuri segala penjuru Rapture”, saya sama sekali tidak melebih-lebihkan. Rancangan arsitektur, interior, dan perabot dalam gim ini sangat menguatkan atmosfer. Suasana tahun ’50-an sangat terasa dengan rancangan ala art deco, seperti terlihat pada level Tukang Sulap, dan lagu-lagu dari gramofon yang kita temui sepanjang jalan. Saya jadi membayangkan perempuan kulit putih dengan rambutnya yang ditata sampai mengembang dan memiliki tahi lalat palsu, bernyanyi di depan mikrofon segede gaban. Atmosfer Rapture yang mencekam dengan nuansa kegilaan seperti badut yang seram bukan hanya diudarkan oleh mesin penjual keperluan dan senjata, tapi juga oleh, misalnya, kawasan botani yang terabaikan dan kawasan percobaan untuk mengubah seorang lelaki dewasa menjadi Big Daddy dan seorang gadis cilik menjadi Little Sister. Rapture yang ngeri-ngeri sedap itu menggambarkan suatu percobaan yang pada mulanya gemilang tapi berujung runtuh.

Kebanyakan misi dalam gim ini kalau bukan mengumpulkan barang-barang untuk merakit sesuatu, seringkali berupa suruhan (Atlas, pada mulanya) untuk mencapai kawasan tertentu. Kemudian kita juga diberi misi untuk mendatangi dan mengalahkan orang tertentu yang kadang berperan seperti “raja” di level itu. Beberapa kali juga kita diberi misi untuk memotret orang-orang tertentu. Ya, salah satu senjata yang kemudian kita dapatkan adalah kamera yang berfungsi untuk meneliti musuh sehingga kelemahan mereka makin kentara, dengan kata lain kita semakin sakti. Tapi, memang rakit-merakit lebih sering diberikan daripada motret-motret semacam itu: mulai dari mengumpulkan ramuan kimia untuk menetralisir udara beracun, mengumpulkan seragam Big Daddy, sampai merakit rudal. Penuntasan semua itu dipermudah lagi karena terdapat fitur pemberi petunjuk kalau kita mentok.

Di setiap level terdapat misi sampingan yang bisa dibilang penting sebenarnya karena berpengaruh pada pemercanggihan senjata kita. Misi itu adalah mengalahkan Big Daddy dan menetralisir mutasi atau membunuh Little Sister dan memanen lintah laut yang menempel di tubuhnya. Dan tidak hanya ada satu Big Daddy di tiap level. Big Daddy bisa dibilang “raja” bayangan di tiap level. Wujudnya penyelam dengan jubah selam jadul yang segede gaban. Sebagaimana para kroco (yang disebut splicer) dalam gim ini, tidak hanya ada satu jenis Big Daddy: ada yang tukang seruduk—ini larinya ngebut banget, ada juga yang bersenjatakan senapan dan granat. Sebagaimana juga para kroco yang lemah terhadap jenis peluru tertentu—ya, beberapa senjata memiliki beberapa jenis peluru yang punya keistimewaan tertentu, Big Daddy juga lemah terhadap beberapa peluru. Peluru tembus zirah (armor-piercing round) adalah salah satu jenis peluru kelemahan Big Daddy. Tapi, setelah saya mendapatkan senapan busur, dan tahu bahwa anak panah bertali listrik itu sangat menyetrum, saya selalu memakainya tiap kali ingin mengalahkan Big Daddy. Pertama-tama, saya tembakan anak panah bertali listrik itu beberapa kali ke beberapa sudut sehingga terpasanglah jalinan tali jebakan listrik. Lalu, saya hasut si Big Daddy—oya, dia itu pasif (baru menyerang kita kalau kita hasut). Dia menguber kita, tapi keburu kesetrum oleh jalinan tali listrik tadi. Matilah dia sebelum sempat mendekati kita. Terima kasih, anak panah listrik!

Setelah Big Daddy mati, terlepas dari apa pun keputusan kita terhadap Little Sister, kita akan tetap mendapatkan adam, semacam mata uang yang bisa kita belanjakan untuk mempercanggih diri. Kita bisa meningkatkan darah maupun eve, satuan untuk tenaga dalam kita, yang konon didapatkan Jack karena dia juga menjadi objek suatu percobaan mutasi genetik. Kita bisa membeli suatu plasmid, istilah untuk jurus-jurus supranatural sebagai dampak percobaan tadi juga. Kita bisa membakar, membekukan, menyetrum, memanggil lebah mematikan, sampai memanipulasi piranti-piranti keamanan di seantero Rapture. Ya, kita bisa mengombinasikan serangan plasmid dengan serangan menggunakan senapan. Terdapat juga pemercanggihan yang bersifat pasif, yakni yang berkaitan dengan mesin (misalnya, mengurangi jumlah bom dalam gim mini dalam rangka meretas brankas atau drone), fisik (misalnya, kita bisa tak kasat mata), dan pertempuran (misalnya, pukulan kunci inggris kita akan lebih membikin klenger). Oya, tiap kali membeli plasmid aktif baru kita akan dipertontonkan iklan ala kartun tahun ’50-an. Tiap kali begitu saya dapat kesan: membeli alat yang berbahaya kok seperti membeli sabun cuci piring.

Otak-atik semacam itu memang menyenangkan. Tapi, yang lebih saya sukai adalah rakit-rakitan perangkat. Kalau plasmid dibeli di sebuah mesin penjaja dengan lagu tema bervokal gadis cilik, rakit-rakitan ini dilakukan di sebuah mesin bernama U-invent (rakit sendiri). Bahan-bahan rakitannya bertebaran sepanjang jalan. Di situ kita bisa membuat, misalnya, piranti peretas otomatis. Tapi, yang paling gandrung saya lakukan dengan mesin ini adalah membuat Yang Maha Dahsyat anak panah listrik! Oya, ada satu lagi mesin yang berkaitan dengan pemercanggihan senjata. Memang bukan mesin untuk otak-atik dan fungsinya kalau bukan meningkatkan daya hancur senjata, ya meningkatkan fitur lain senjata itu (misalnya, mengurangi goncangan senapan mesin), tapi saya suka dengan nama mesin itu: Power to the People, madafaka! (catatan: kata ‘madafaka’ saya tambahkan sendiri biar terdengar lebih dahsyat)

Selain menemukan bukti lagi bahwa bahasa itu punya daya hipnotis (dalam hal ini, frasa “would you kindly” yang dikatakan dengan gaya sedemikian rupa sehingga niscaya akan membuat Chairil Anwar mau dirayu), dalam Bioshock saya menemukan pelajaran moral: membuat jebakan listrik, lalu menghasut seorang tidak bersalah sehingga mati kesetrum dalam jebakan itu, sementara di kejauhan kita menyaksikannya sambil cekikikan adalah tindakan yang laknat-laknat nikmat ternyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar