Lima Jurus (Adegan) Cetar Membahana Scott Pilgrim
Judul Film: Scott Pilgrim vs. The World
Sutradara: Edgar Wright
Penulis Naskah: Michael Bacall
Ide Cerita: Bryan Lee O’Malley (komik)
Pemeran: Michael Cera, Mary Elizabeth Winstead, dll.
Rumah Produksi: Marc Platt Productions, Big Talk Films,
Closed on Mondays
Distributor: Universal Pictures
Tahun Rilis: 2010
Film memperkuat peristiwa yang disampaikannya dengan
mengatur tata gambar dan tata suaranya. Scott
Pilgrim vs. The World adalah salah satu film yang memberdayakan gambar dan
suaranya untuk membuat penonton berseru,“Mantap Jiwa!” pada peristiwa-peristiwa
yang kalau tidak dibegitukan akan tampak biasa saja. Tanpa segala jurus
audiovisual itu cerita dalam film ini akan tampak seperti rangkaian pertengkaran
seorang lelaki dua puluhan dengan para mantan kekasih perempuan yang sedang
dipacarinya. Jadi, pamer jurus dimulai!
Untuk pemanasan mari kita lihat jurus banyolan berulang.
Yang paling kentara adalah ketika ada orang yang mengomentari potongan rambut
Scott, misalnya Envy Adams atau Knives Chau. Cut pertama berisi gambar wajah Scott dengan suara orang yang
berkomentar. Lalu dengan jembatan suara orang tadi gambar berpindah pada wajah
si pengomentar tadi. Sekuen itu diakhiri dengan gambar Scott yang ujug-ujug
sudah mengenakan topi berpenutup kuping. Montase itu tidak disertai efek suara.
Tapi suasana seperti segalanya baik-baik saja itu justru makin menonjolkan
betapa wajah sok kalem Scott sebenarnya topeng untuk menutupi rasa minder akan
gaya rambutnya itu.
Jurus kedua namanya adalah jurus hal biasa jadi cetar
membahana. Jurus ini dipakai Edgar Wright juga dalam trilogi Cornetto Tiga
Rasa. Misalnya, dalam Shaun of the Dead
dia mengolah adegan kencing dan mengoles selai ke roti dengan cut cepat memberondong dan sorotan super
dekat. Jadi tindakan sepele itu jadi amat cetar membahana. Dalam Scott Pilgrim, jurus itu diterapkan pada
adegan Scott membaca surel Matthew Patel. Dimulai dengan adegan polos Scott
membaca lengkap dengan “blablabla”. Lalu kamera mendekat pada Scott bersamaan
dengan suara gemuruh makin nyaring dan debum. Adegan itu makin intens dengan
ekspresi sangsi Scott, “Ini... Ini... Ini...” Kemudian sebelum klimaks (atau
lebih tepatnya antiklimaks) Wallace bertanya greget, “Ini apa?” Semua itu
meledak secara antiklimaks dengan Scott berwajah malas berkata, “Membosankan.”
Jurus selanjutnya saya sebut jurus kata-kata nongol
menggondol perhatian. Jurus ini ditembakkan dalam banyak ragam. Di sini akan
dibahas dua saja. Sebab, sejujurnya saya agak galau menentukan mana yang lebih sip.
Pertama, kata-kata yang nongol pada diagram kepemilikan barang di kamar kosan
Scott dan Wallace. Isinya adalah nama benda dan pemiliknya. Kata-kata berwarna
putih itu muncul dalam kotak hitam seiring dengan suara seperti suara mesin
cetak dot matrix. Adegan itu serupa sesi pemajangan dagangan pada acara-acara
jualan. Kedua, adegan Stephen Stills panik ketika melihat Crash and The Boys
manggung. Tulisan yang keluar satu per satu seirama dengan gerak bibirnya makin
menonjol karena suara yang terdengar hanyalah musik Crash and The Boys. Stephen
mondar-mandir histeris sementara teman-temannya mematung walaupun bukan karena
alasan yang sama dengan dia.
Jurus keempat dijamin akan mengingatkan kita pada gaya iklan
JD.id. Yang saya maksud adalah adegan begitu Scott memutuskan hubungan dengan
Knives Chau. Transisi montasenya berupa penggulungan ke kiri layar tiga gambar.
Gambar knives menangis berlatar hitam dan Scott yang duduk di bis, berselingan
dengan sorotan makin dekat dalam tiap selingannya. Klimaksnya adalah Ramona
tersenyum berlatar hitam lalu Scott yang termenung jadi ceria. Bukan hanya gaya
visualnya, gaya lagu pengiring adegan itu pun mirip dengan yang digunakan pada
iklan “Ah, kena tipu! Barang palsu!” Sekadar informasi, lagu pengiring itu
adalah “Teenage Dream” yang berisi rengekan Marc Bolan diiringi T-Rex.
Sepertinya adegan-adegan muram durja menderita macam itu amat cocok diiringi
lagu gaya begitu.
Jurus yang terakhir secara harfiah mengandung jurus. Sebab
jurus ini berupa adegan kelahi dengan unsur visual dan aural komik dan gim
kelahi seperti Street Fighter. Kalau
hanya menghitung jumlah kelahi Scott dengan para mantan kekasih Ramona,
setidaknya ada tujuh adegan kelahi. Tapi di sini kita bahas dua saja, yakni
Scott versus Matthew Patel, mantan pertama Ramona, dan Scott bersama Knives
versus Gideon, mantan terakhirnya.
Selain efek suara berwujud aksara bergaya ala komik dan
kilat-kilat ayunan tangan dan kaki yang menghantam, selalu ada efek suara dan
aksara K.O. tiap kali lawan Scott terkena hantaman terakhir seperti dalam gim.
Pertarungan makin sinematik dengan nyala lampu sorot panggung, dinamika gerak
lambat dan gerak cepat, dan sisi atas dan bawah layar menciut sementara sisi
kiri dan kanan melebar. Semua itu memperdahsyat koreografi baku hantam itu.
Tapi koreo paling asyik adalah ketika Scott dan Knives bahu-membahu melawan
Gideon. Gerakan mereka serupa pemain gim ritme Ninja-Ninja Revolution.
Hantaman-hantaman kombo mereka pun lebih dahsyat daripada kombo Scott pada
Patel. Epik!
Saya harap dengan kombo jurus ini kamu masih kuat. Sebab sebenarnya
Scott Pilgrim masih punya banyak jurus yang ditunjukkannya sepanjang film. Jadi
sebagaimana seruan penuh semangat Kim tiap kali Sex Bob-Omb mulai manggung,
saya ingin menjerit, “Ini dia Scott Pilgrim! Dan dia akan memberimu
adegan-adegan duaaaashyaaat! Tu-wa-ga-pat!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar