Senin, 15 Oktober 2018

Scott Pilgrim Versus The World - Edgar Wright


Lima Jurus (Adegan) Cetar Membahana Scott Pilgrim

Judul Film: Scott Pilgrim vs. The World
Sutradara: Edgar Wright
Penulis Naskah: Michael Bacall
Ide Cerita: Bryan Lee O’Malley (komik)
Pemeran: Michael Cera, Mary Elizabeth Winstead, dll.
Rumah Produksi: Marc Platt Productions, Big Talk Films, Closed on Mondays
Distributor: Universal Pictures
Tahun Rilis: 2010


Film memperkuat peristiwa yang disampaikannya dengan mengatur tata gambar dan tata suaranya. Scott Pilgrim vs. The World adalah salah satu film yang memberdayakan gambar dan suaranya untuk membuat penonton berseru,“Mantap Jiwa!” pada peristiwa-peristiwa yang kalau tidak dibegitukan akan tampak biasa saja. Tanpa segala jurus audiovisual itu cerita dalam film ini akan tampak seperti rangkaian pertengkaran seorang lelaki dua puluhan dengan para mantan kekasih perempuan yang sedang dipacarinya. Jadi, pamer jurus dimulai!

Untuk pemanasan mari kita lihat jurus banyolan berulang. Yang paling kentara adalah ketika ada orang yang mengomentari potongan rambut Scott, misalnya Envy Adams atau Knives Chau. Cut pertama berisi gambar wajah Scott dengan suara orang yang berkomentar. Lalu dengan jembatan suara orang tadi gambar berpindah pada wajah si pengomentar tadi. Sekuen itu diakhiri dengan gambar Scott yang ujug-ujug sudah mengenakan topi berpenutup kuping. Montase itu tidak disertai efek suara. Tapi suasana seperti segalanya baik-baik saja itu justru makin menonjolkan betapa wajah sok kalem Scott sebenarnya topeng untuk menutupi rasa minder akan gaya rambutnya itu.

Jurus kedua namanya adalah jurus hal biasa jadi cetar membahana. Jurus ini dipakai Edgar Wright juga dalam trilogi Cornetto Tiga Rasa. Misalnya, dalam Shaun of the Dead dia mengolah adegan kencing dan mengoles selai ke roti dengan cut cepat memberondong dan sorotan super dekat. Jadi tindakan sepele itu jadi amat cetar membahana. Dalam Scott Pilgrim, jurus itu diterapkan pada adegan Scott membaca surel Matthew Patel. Dimulai dengan adegan polos Scott membaca lengkap dengan “blablabla”. Lalu kamera mendekat pada Scott bersamaan dengan suara gemuruh makin nyaring dan debum. Adegan itu makin intens dengan ekspresi sangsi Scott, “Ini... Ini... Ini...” Kemudian sebelum klimaks (atau lebih tepatnya antiklimaks) Wallace bertanya greget, “Ini apa?” Semua itu meledak secara antiklimaks dengan Scott berwajah malas berkata, “Membosankan.”

Jurus selanjutnya saya sebut jurus kata-kata nongol menggondol perhatian. Jurus ini ditembakkan dalam banyak ragam. Di sini akan dibahas dua saja. Sebab, sejujurnya saya agak galau menentukan mana yang lebih sip. Pertama, kata-kata yang nongol pada diagram kepemilikan barang di kamar kosan Scott dan Wallace. Isinya adalah nama benda dan pemiliknya. Kata-kata berwarna putih itu muncul dalam kotak hitam seiring dengan suara seperti suara mesin cetak dot matrix. Adegan itu serupa sesi pemajangan dagangan pada acara-acara jualan. Kedua, adegan Stephen Stills panik ketika melihat Crash and The Boys manggung. Tulisan yang keluar satu per satu seirama dengan gerak bibirnya makin menonjol karena suara yang terdengar hanyalah musik Crash and The Boys. Stephen mondar-mandir histeris sementara teman-temannya mematung walaupun bukan karena alasan yang sama dengan dia.

Jurus keempat dijamin akan mengingatkan kita pada gaya iklan JD.id. Yang saya maksud adalah adegan begitu Scott memutuskan hubungan dengan Knives Chau. Transisi montasenya berupa penggulungan ke kiri layar tiga gambar. Gambar knives menangis berlatar hitam dan Scott yang duduk di bis, berselingan dengan sorotan makin dekat dalam tiap selingannya. Klimaksnya adalah Ramona tersenyum berlatar hitam lalu Scott yang termenung jadi ceria. Bukan hanya gaya visualnya, gaya lagu pengiring adegan itu pun mirip dengan yang digunakan pada iklan “Ah, kena tipu! Barang palsu!” Sekadar informasi, lagu pengiring itu adalah “Teenage Dream” yang berisi rengekan Marc Bolan diiringi T-Rex. Sepertinya adegan-adegan muram durja menderita macam itu amat cocok diiringi lagu gaya begitu.

Jurus yang terakhir secara harfiah mengandung jurus. Sebab jurus ini berupa adegan kelahi dengan unsur visual dan aural komik dan gim kelahi seperti Street Fighter. Kalau hanya menghitung jumlah kelahi Scott dengan para mantan kekasih Ramona, setidaknya ada tujuh adegan kelahi. Tapi di sini kita bahas dua saja, yakni Scott versus Matthew Patel, mantan pertama Ramona, dan Scott bersama Knives versus Gideon, mantan terakhirnya.

Selain efek suara berwujud aksara bergaya ala komik dan kilat-kilat ayunan tangan dan kaki yang menghantam, selalu ada efek suara dan aksara K.O. tiap kali lawan Scott terkena hantaman terakhir seperti dalam gim. Pertarungan makin sinematik dengan nyala lampu sorot panggung, dinamika gerak lambat dan gerak cepat, dan sisi atas dan bawah layar menciut sementara sisi kiri dan kanan melebar. Semua itu memperdahsyat koreografi baku hantam itu. Tapi koreo paling asyik adalah ketika Scott dan Knives bahu-membahu melawan Gideon. Gerakan mereka serupa pemain gim ritme Ninja-Ninja Revolution. Hantaman-hantaman kombo mereka pun lebih dahsyat daripada kombo Scott pada Patel. Epik!

Saya harap dengan kombo jurus ini kamu masih kuat. Sebab sebenarnya Scott Pilgrim masih punya banyak jurus yang ditunjukkannya sepanjang film. Jadi sebagaimana seruan penuh semangat Kim tiap kali Sex Bob-Omb mulai manggung, saya ingin menjerit, “Ini dia Scott Pilgrim! Dan dia akan memberimu adegan-adegan duaaaashyaaat! Tu-wa-ga-pat!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar