Judul Buku
|
:
|
Josephine
|
Penulis
|
:
|
Bondan Winarno
|
Penerbit
|
:
|
Gaya Favorit Press
|
Tahun Terbit
|
:
|
1979
|
Miko adalah seorang bos sebuah biro iklan. Istrinya, Sonia,
adalah seorang dokter. Mereka sudah delapan tahun menikah, tapi belum juga
punya anak. Meskipun begitu, urusan ranjang mereka tidak kering. Suatu hari,
dalam perjalanan bisnis, di pesawat Miko tak sengaja berkenalan dengan seorang
pramugari bernama Josephine karena insiden sepele. Kesuburan rumah tangga Miko
dan Sonia, dan perkenalan Miko dan Josephine adalah isyarat yang gamblang
tentang pokok permasalahan dalam Josephine: hubungan laki-perempuan (istilah
gagahnya: cinta).
Bab-bab awal berisi penggambaran kesibukan Miko sebagai bos biro periklanan. Dia sering bepergian ke luar negeri untuk pengerjaan proyek iklannya atau menghadiri konferensi asosiasi pengusaha periklanan. Selain itu, bab-bab awal juga berisi perkembangan hubungan Miko dan Josephine. Keakraban mereka pun hanya sampai teman makan dan bercerita kalau kebetulan Miko ke luar negeri, tidak sampai bergendak. Bahkan, hubungan Miko dan Sonia pun tetap hangat, walaupun dibayangi masalah kesuburan. Sayangnya, masalah kesuburan ini, bensin bagi masalah pokoknya, baru ditekankan setelah beberapa bab kemudian. Jadi, arah laju alur bab-bab awal kurang jelas. Bab-bab pertengahan berisi kegelisahan Miko atas hubungannya dengan Sonia dan Josephine, dan kekhawatiran Miko terhadap kemungkinan Sonia tahu tentang Josephine, khususnya kehamilan Josephine. Pada akhirnya Sonia dan Josephine bertemu di sebuah hotel di Jakarta secara tidak disengaja. Masalah terbesar dalampemplotannya terletak di bagian akhir. Banyak peristiwa terjadi secara kebetulan di dunia ini. Tapi, penggambaran kematian Josephine kurang meyakinkan sebagai sebuah insiden. Ditambah lagi, adegan itu ada di bagian akhir bab terakhir. Seakan-akan adegan itu diadakan untuk memberi kesan “sudah, ya, cerita ini berakhir di sini”. Pemplotan Josephine mengalir terlalu tenang, sehingga saya tidak hanyut saat membacanya, dan sangat terkejut dan jengkel saat membaca adegan terakhirnya.
Miko adalah orang yang santai dan humoris. Dengan istrinya dia sering berolok-olok. Hubungan dia dan pegawainya akrab. Pembawaan itu jugalah yang membuatnya tak begitu khawatir saat awal-awal kenal dengan Josephine. Di sisi lain, saat dihadapkan pada pilihan antara Sonia atau Josephine, pembawaan itu justru tampak seperti mencla-mencle. Untungnya, Miko memiliki istri seperti Sonia. Perempuan itu memiliki pembawaan tenang dan ceria. Saat menyadari hubungan Miko dan Josephine, awalnya dia merasa terpuruk, dan menyuruh Miko mengejar Josephine saja. Tapi, akhirnya dia sabar menghadapi Miko yang bimbang. Walaupun Sonia bukan sorotan utama, sifatnya paling beragam diulik. Miko dan Sonia adalah tokoh dalam Josephine yang wataknya cukup dalam digali.
Jaman sekarang Bondan Winarno lebih dikenal sebagai seorang pembawa acara wisata kuliner ketimbang sebagai penulis fiksi. Meskipun begitu, sebenarnya wajar jika sekarang dia berprofesi begitu. Dari sate kambing sampai anggur Chateau Latour berusia 32 tahun disantap atau setidaknya disebutkan Miko. Kurang lebih ada 53 jenis minuman dan makanan disebutkan dalam Josephine, pertanda bahwa Bondan Winarno adalah seorang wisatawan kuliner sejak dahulu.
Josephine adalah kisah tentang kebimbangan dalam kesetiaan suami-istri dalam cinta segi tiga yang mengalir terlalu tenang dan diakhiri terlalu gampang, tapi cukup diselamatkan oleh tebaran bumbu-bumbu makanan yang berlimpah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar