Bercinta di Lingkungan Kerja
Judul Buku: Autumn Once More
Penulis: Aliazalea, Anastasia Aemilia, Christina Juzwar,
Harriska Adiati, Hetih Rusli, Ika Natassa, Ilana Tan, Lea Agustina Citra,
Meilia Kusumadewi, Nina Addison, Nina Andiana, Rosi L. Simamora
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2013
Semua orang bisa merasakan cinta. Tapi lingkungan juga
memengaruhi caranya menghayati cinta dan bertindak atas cinta. Lantas bagaimanakah
lingkungan kerja dalam kumpulan cerita Autumn
Once More memengaruhi percintaan para tokohnya? Mari kita ulas!
Kebanyakan cerita dalam kumpulan ini terjadi di lingkungan kantor kubikel. Maka ceritanya berkisar antara hubungan para pegawainya. Bisa berupa pengagum rahasia teman sekantor yang ganteng atau setidaknya berwibawa (biasanya jabatannya lebih tinggi). Pada kesempatan lain polanya adalah benci jadi cinta. Gosip-gosip di kantor jadi perantara untuk mengetahui keadaan kecengan. Kubikel bahkan lif adalah latar fisiknya.
Di antara semuanya ada yang berniat bereksperimen dengan formula tadi. “Cinta 2 x 24 Jam” menjadikan sekuntum bunga sebagai sosok pengagum rahasia seorang atasan ganteng dan pengamat keadaan kantornya. Saya kira itu hanya serupa trik kejut generik dalam film-film hantu. Semata-mata biar ceritanya ada kejutannya saja di akhir. Tapi mungkin lebih baik kita anggap ini sebagai tanda-tanda adanya niat untuk mengembangkan formula ini.
Pada cerita-cerita yang pasangan utamanya satu kantor topiknya biasanya adalah pengagum rahasia bermental pungguk merindukan bulan. Pada cerita-cerita yang pasangannya tidak satu kantor topiknya lebih beragam.
Misalnya, persoalan jarak antara pasangan yang punya tempat kerja dan tempat tinggal berjauhan. Solusi dalam salah satu cerpen di sini adalah si lelaki meminta pacarnya untuk tinggal di kotanya.
Topik lain adalah betapa kesamaan lingkungan berperan besar
dalam menumbuhkan rasa cinta. Seorang dokter jatuh cinta lagi pada dokter yang juga
merupakan mantannya lama sekali padahal dia sudah memiliki kekasih seorang
perancang busana dan sebentar lagi menikah.
Satu lagi: bagaimana kesibukan seseorang memengaruhi penilaian pasangannya tentang perhatiannya. Meskipun tokoh perempuannya agak terlalu kekanakan menurut saya, “Love is a Verb” adalah contoh yang pas untuk masalah ini.
Sejujurnya saya pribadi merasa topik-topik selain “bawahan ngeceng atasan” kurang digali dalam kumpulan ini. Topik-topik itu hanya dibahas sekenanya. Jadi meskipun Autumn Once More memberikan gambaran tentang pengaruh lingkungan kerja terhadap percintaan, pengaruh itu ditunjukkan secara samar-samar saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar