Minggu, 22 November 2015

Melati di Kampus Sunyi - Yandianto


Judul Buku
:
Melati di Kampus Sunyi
Penulis
:
Yandianto
Penerbit
:
Eka Jaya Bandung
Tahun Terbit
:
1981



Cinta adalah topik yang tak habis-habisnya dibahas dalam karya sastra. Melati di Kampus Sunyi adalah salah satu novel yang bertopik cinta dengan sentuhan lingkungan kampus.

Chitra adalah mahasiswi cantik. Dia punya pacar bernama Hendra. Mereka punya masalah dengan orang yang sama, Feizal, seorang dosen. Nilai tentamen Chitra belum dikeluarkan, sementara izin ujian skripsi Hendra ditarik. Salah satu musababnya adalah Feizal menaruh hati pada Chitra. Ibu Chitra suka “meng-uang-kan” anaknya pada lelaki-lelaki, salah satunya Om Bachtiar. Feizal juga memanfaatkan kesempatan itu. Melati di Kampus Sunyi berisi upaya Chitra untuk mewujudkan cintanya dengan Hendra di tengah terpaan muslihat Feizal dan kesablengan ibunya.

Kekurangan paling menonjol Melati di Kampus Sunyi adalah pengolahan puncak konfliknya kelewat dibuat-buat. Setelah kehamilan Chitra diketahui orang tuanya, Hendra menghilang, padahal mereka sudah janjian untuk kawin. Musabab Hendra hilang adalah dia mesti pulang kampung untuk menengok ibunya yang sakit. Keadaan ini memang memuncakkan ketegangan. Tapi, ibu Hendra sedikit sekali disinggung sebelumnya, sehingga peristiwa ini sangat tiba-tiba. Ketiba-tibaan pemuncak ketegangan ini membuat puncak konflik Melati di Kampus Sunyi terasa kelewat dibuat-buat.

Hal yang akan dibahas berikutnya bisa dibilang kekurangan, bisa juga tidak. Setelah kehamilan Chitra diketahui, orang tuanya meminta Om Bachtiar untuk meminangnya. Sementara itu, Chitra mengibuli Feizal dengan menawarinya untuk meminangnya sebagai imbalan telah memberi nilai tentamen dan mengasese surat ujian skripsi Hendra. Pada hari yang sama Om Bachtiar dan Feizal datang lamaran ke rumah Chitra, sementara di tempat lain Chitra dan Hendra melaksanakan pesta pernikahan sederhana. Iya, antagonis kena batunya, sementara protagonis bahagia pada akhirnya. Hanya saja, akhir yang demikian malah membuat cerita ini menjadi sebuah komedi. Kalau Melati di Kampus Sunyi dianggap sebagai cerita bernada sungguh-sungguh, maka akhir cerita yang komedi adalah sebuah kekurangan.

Satu nilai tambah Melati di Kampus Sunyi adalah masalah anak kuliahannya. Chitra dan Hendra sama-sama punya masalah akademik. Ternyata masalah itu disebabkan oleh ketidakprofesionalan seorang dosen, Feizal. Di satu sisi, persoalan ini menguak penyalahgunaan kekuasaan seorang dosen. Di sisi lain, imbas penyelesaiannya, yang dilakukan “di luar pagar kampus”, adalah gagasan bahwa muslihat harus dilawan dengan muslihat. Sementara itu, pada lapisan paling permukaan tampak juga masalah seorang mahasiswa rantau. Hendra sempat bermasalah di asramanya. Masalah keuangannya pun sekilas dibahas. Masalah anak kuliahan jadi bumbu penyedap Melati di Kampus Sunyi.

Melati di Kampus Sunyi adalah kisah cinta di lingkungan kampus yang jadi kelewat komikal karena pemuncakan ketegangannya dan penyelesaian konfliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar