Judul Buku
|
:
|
Astiti Rahayu
|
Penulis
|
:
|
Iskasiah Sumarto
|
Penerbit
|
:
|
Pustaka Jaya
|
Tahun Terbit
|
:
|
1981 (terbit pertama kali tahun 1976)
|
Astiti Rahayu adalah seorang mahasiswa tingkat akhir yang
bergulat dengan tuntutan akademik, kerja sambilan sebagai pemandu wisata, dan
gejolak perasaannya terhadap beberapa lelaki dalam kesehariannya sebagai
penghuni asrama khusus putri di Yogyakarta pada tahun ‘70an.
Di sini kegelisahan mahasiswa pejuang skripsi tampak pada
penundaan mengerjakannya. Selama beberapa semester kuliah dibengkalaikannya.
Dia malah asyik bekerja sebagai pemandu wisata yang berkantor di depan Hotel
Ambarukmo. Ada nada kurang antusias dalam pembicaraannya tentang kuliah –dan
kemudian skripsi, sementara dia tampak sangat menikmati kerja paruh waktunya. Walaupun
ada sedikit pembicaraan soal ekonomi, keputusan ini diambilnya lebih sebagai
pelariannya menuju hari-hari yang lebih hidup. Meskipun begitu, dia merasa
tertekan juga dengan kenyataan bahwa kuliahnya telat dua tahun.
Dia memandang muram urusan percintaan. Rutinitas apel malam
Minggu yang memenuhi ruang tamu asramanya dan kenyataan bahwa adiknya lebih
fasih berurusan dengan lelaki ketimbang dirinya menjadi sesuatu yang
direnunginya. Mahdi, teman dekat yang ditaksirnya secara platonis, malah
berpacaran dengan perempuan lain. Saat menyadarinya dia menjadi sangat
melankolis sampai-sampai jadi sering menulis puisi. Harman, atasannya di biro
perjalanan yang lebih tengil dari Mahdi, ternyata memberinya harapan palsu saat
Astiti menyadari bahwa dia tampak sangat akrab dengan perempuan lain walaupun
mereka sempat mengalami masa-masa yang manis. Sebenarnya dia sempat mengalami
percintaan yang sangat manis dengan David Lansell, seorang kontraktor pasir
besi di Padikan, kampung halamannya. David sangat memperlakukannya seperti
seorang putri. Tapi, pada akhirnya hubungan mereka kandas. Astiti adalah tuna
asmara yang durja.
Astiti adalah tipe perempuan yang kata orang tomboy walaupun
sisi femininnya menyembul-nyembul juga, seperti tampak dalam dambaannya tentang
kisah cinta yang manis. Lebih dalam lagi, dia memiliki watak perempuan modern
yang tidak mau didikte oleh norma lama. Dia merasa keberatan saat seorang
lelaki mengaturnya untuk memakai rok dan berhenti pakai jins. Dia juga tidak
merasa terlalu keberatan saat adiknya hendak melangkahinya menikah, suatu hal
yang dalam kepercayaan Jawa bakal mempengaruhi jodoh. Dia juga terus berusaha
memberikan pengertian pada orang tuanya yang tidak menyetujui hubungan dia dan
David walaupun kemudian dia menyerah pada jurang agama di antara mereka.
Ada keterombang-ambingan dan ketidakmenentuan arah dalam
Astiti Rahayu. Dan itulah yang membuat Astiti terbentur-bentur pada urusan
kuliah, kerja, dan jejaka.
suka sekali dengan novel ini. Karena sederhana tapi plot cerita terasa hidup dan natural.
BalasHapus