Judul Buku
|
:
|
Arjuna Wiwahahaha...!
|
Penulis
|
:
|
Yudhistira ANM Massardi
|
Penerbit
|
:
|
Garuda Metropolitan Press
|
Tahun Terbit
|
:
|
1984
|
Penafian: Kecuali buku ini, saya belum baca dua seri
terdahulu Arjuna Mencari Cinta, sehingga barangkali ada beberapa hal yang belum
bisa saya jelaskan.
Arjuna Wiwahahaha berisi petualangan Arjuna di Jepang Ajaib dan
langit setelah dipingit oleh Dewa Ruci.
Kisah yang pada awalnya melaju tak keruan ini perlahan
menemukan tujuan dalam pelarian dan pencarian. Beberapa bab awal berisi
peristiwa yang berkaitan dengan seri sebelumnya: Arjuna dijebloskan ke penjara
karena berjualan obat sembarangan. Setelah dibebaskan, dia berkelayap dalam
keadaan trans. Dewa Ruci menghentikannya dengan memasukkannya ke dalam telinga.
Kabur dari situ, masuklah Arjuna ke Jepang Ajaib. Di sana dia melarikan diri
dari pemukim puncak Gunung Fuji sambil terkenang seorang gadis misterius yang
dijulukinya Gadis Kuntilanak. Di tengah perjalanan dia terlibat percintaan
dengan Yuko-San. Sementara itu, dia melibatkan diri dalam sayembara jodoh Ratu
Kobe. Tujuan yang jelas didapatkan Arjuna dari hasratnya untuk melarikan diri
dari pemukim Gunung Fuji dan hasrat untuk mendapatkan Yuko-San dan Ratu Kobe.
Pemicu tindakan Arjuna adalah cinta dan birahi. Kekesalannya
pada Gadis Kuntilanak sebenarnya adalah perwujudan kegemasannya. Pada Yuko-San
dan Ratu Kobe jelas-jelas dia menyatakan keterpincutannya. Dalam berhubungan
dengan mereka, Arjuna bertingkah sebagai petualang cinta. Dia meninggalkan
Yuko-San karena penasaran dengan Gadis Kuntilanak dan ingin memenangkan
sayembara jodoh Ratu Kobe, bahkan di suatu emper sungai yang menjadi pusat
kemesuman dia sengaja mengisengi pasangan-pasangan di situ demi menggasak
perempuan-perempuannya. Kalau birahi atau cintanya tidak terpuaskan, Arjuna
menderita segila-gilanya. Sebaliknya, kalau terpuaskan, dia masa bodoh amat dengan
derita orang lain yang terkena dampaknya. Cinta dan birahi membuat Arjuna
mempersetankan banyak hal saat bertindak.
Jepang Ajaib, Suryalaya, Takamanohara, dan daerah lain yang
dijelajahi Arjuna adalah suatu dunia yang anakronistis. Tokoh legendaris Jepang
yang fiktif atau faktual dari beragam masa dihempaskan saja ke muka Arjuna: dari
Masaki Shikibu, Yasunari Kawabata, Osamu Dazai, Miyamoto Musashi, Tojo Hideki, Issunboshi,
Kaguya-hime, Yamata-no-Orochi, sampai dewa-dewa mitologi Jepang. Tiga pusaka
Jepang pun (Kusanagi, Kogami, dan Magatama) berperan sebagai pistol Chekov.
Sementara itu, tokoh-tokoh pewayangan (sebagaimana sang tokoh utama sendiri)
bertebaran di mana-mana: Dewa Ruci, Bratasena, Banowati, Putri Rarasati,
Pegriwati, Setyowati, Sumbadra, Srikandi, dst.. Tokoh Jepang dan tokoh wayang
ini dihadirkan dalam peran yang seringkali ngawur dari versi originalnya.
Misalnya, Yasunari Kawabata adalah kakek penebang bambu yang mengadopsi Kaguya-hime.
Ini didasarkan pada dongeng Kaguya-hime. Misalnya lagi, Bratasena, yang
merupakan nama lain dari Bima, adalah bapak Arjuna. Dst. dst.. Atas kengawuran
itu, Arjuna dan pencerita seringkali sangat sadar. Saat Dewa Ruci mengatakan
hal-hal yang juga disebutkan dalam Bagavadgita, Arjuna menyatakan kejemuannya
karena sudah pernah membaca buku itu. Saat mengetahui nama-nama tokoh Jepang,
Arjuna seringkali membahas dan membandingkannya dengan versi originalnya. Legenda
Jawa dan Jepang ini sengaja diacak-acak seenak udelnya.
Kesadaran Arjuna atas kehadirannya sebagai wayang pun
menunjukkan persoalan lain. Dalam banyak peristiwa dia menyadari kehadiran
seorang dalang yang menggerakkan nasibnya. Pada suatu ketika dia bersimpulan
bahwa percuma saja berusaha mempertanyakannya. Lebih baik manut saja pada
kehendak dalang. Sang dalang pun seringkali seenaknya membuat pembenaran atas
banyak peristiwa. Misalnya, saat mendadak Arjuna bisa tiba di suatu tempat
padahal sebelumnya tempat itu disebutkan sulit dijangkau, dalang menyuruh
pembaca untuk tidak usah memusingkannya dan terima saja. Nada bercanda dalam
pengisahan kehendak dalang atas wayangnya ini menunjukkan sikap yang santai,
dan cenderung meledek, atas konsep takdir.
Arjuna Wiwahahaha adalah petualangan cinta Arjuna sang mata
keranjang di belantara legenda Jepang dan Jawa yang seenak udelnya
dianakronistiskan dalang.