Jumat, 12 Mei 2017

Sejarah Dunia untuk Pembaca Muda - Ernst H. Gombrich


Judul Buku
:
Sejarah Dunia untuk Pembaca Muda
Penulis
:
Ernst H. Gombrich
Penerjemah
:
Elisabeth Soeprapto-Hastrich
Penerbit
:
Marjin Kiri
Tahun Terbit
:
2016 (cetakan Bahasa Indonesia pertama: 2015)




Kalau ada suatu peristiwa, pertanyaan yang sering muncul adalah kenapa peristiwa itu terjadi? Pertanyaan itu mendorong saya untuk mengingat apa-apa saja yang ada dan terjadi sebelum peristiwa tadi. Ernst Gombrich mengumpamakan tindakan tadi seperti cahaya yang muncul dari bakaran kertas yang dilemparkan ke dalam sumur. Makin dalam kertas itu masuk sumur makin redup cahayanya. Dengan pemahaman semacam itulah dia menuliskan Sejarah Dunia untuk Pembaca Muda.

Buku ini berisi pembahasan zaman purba sampai Perang Dunia II dengan sedikit pembahasan tentang masa setelahnya. Fokus pembahasan zaman purba adalah teknologinya. Lalu, pada bab-bab selanjutnya pembahasan mulai difokuskan pada bangsa-bangsa dan lingkungan geografis tertentu. Yang dibahas awal-awal adalah peradaban Mesir, Mesopotamia, Yunani, Yahudi, dan Persia. Lalu, pembahasan beralih ke Romawi. Lalu, ke bangsa-bangsa nenek moyang Itali, Jerman, Inggris, Perancis, dan Spanyol. Lalu, bab-bab akhir menyoroti bangsa-bangsa yang berkaitan dengan Jerman. Sekilas saja dibahas bangsa-bangsa di luar itu, seperti Cina, India, Jepang, dan bangsa Eropa di Amerika. Kaitannya dengan bangsa-bangsa yang disebutkan sebelumnya tadi tidak banyak dibahas walaupun pada tiap bab setidaknya ada satu pengingat tentang bahasan-bahasan sebelumnya, seperti zaman antik, zaman Romawi, yang berkali-kali dibahas dalam pembahasan zaman-zaman selanjutnya.

Teknologi adalah faktor utama dalam perkembangan peradaban. Gagasan ini diisyaratkan Gombrich sejak bab pertama pembahasannya. Di situ dia membahas penggunaan api dan pembuatan perkakas dan rumah panggung oleh manusia purba pada Zaman Es, Zaman Batu, dan Zaman Perunggu. Semua alat itu digunakan untuk mengatasi masalah manusia. Pada bab-bab selanjutnya perkembangan teknologi mengubah cara hidup manusia. Misalnya, penemuan uang memungkinkan kerajaan-kerajaan membayar prajurit sewaan untuk berperang dan dengan demikian melakukan ekspansi. Sebelumnya, prajurit selalu berasal dari penduduk wilayahnya atau wilayah jajahannya. Penemuan mesiu memungkinkan penemuan senapan. Bangsa-bangsa yang bertopang pada ksatria berpedang kemudian tunduk pada bangsa-bangsa yang menggunakan senapan mesiu. Ksatria berpedang musnah. Teknologi lain yang juga berpengaruh besar bagi peradaban adalah tulisan dan alat cetak. Raja Mesir membanggakan kekuasaannya lewat tulisan. Dengan tulisan orang-orang Fenisia melakukan komunikasi jarak jauh dengan kantor-kantor cabangnya, bahkan menaklukan wilayah-wilayah tersebut. Zaman Renaisans adalah zaman yang ditopang oleh keberadaan alat cetak. Dampak penemuan mesin-mesin dengan macam-macam bahan bakar terasa pada akhir abad 18. Dengan adanya mesin-mesin yang bisa bekerja secara otomatis keahlian-keahlian manual para tukang yang terampil pun jadi tidak terlalu berarti sehingga lapangan kerja makin berkurang.

Agama berperan penting dalam peradaban. Gombrich mengaitkan agama-agama yang muncul dalam suatu kalangan dengan keadaan sosialnya. Misalnya, matahari dianggap sebagai dewa bangsa Mesir karena dianggap memberikan kehidupan. Tuhan bangsa Yahudi dianggap perkasa, pemurka, sekaligus pengasih karena bangsa Yahudi berada dalam keadaan tertekan oleh serangan bangsa-bangsa lain yang lebih besar. Kristen berkembang pertama-tama di kalangan orang-orang yang tertindas oleh kekuasaan Romawi sebab ajarannya memberikan kabar gembira bagi kalangan itu. Ajaran Islam banyak dipengaruhi oleh ajaran Kristen dan Yahudi karena Muhammad sering bersentuhan dengan kalangan itu. Pertentangan ajarannya dengan keyakinan penduduk Mekah saat itulah yang kemudian memicu perang.

Agama juga dijadikan legitimasi oleh penguasa. Misalnya, para firaun mengklaim kekuasaannya dengan menyatakan bahwa dirinya adalah anak dewa matahari. Raja-raja Kerajaan Suci Romawi Berbangsa Jerman mengesahkan kekuasaannya melalui upacara penobatan oleh Paus. Bahkan, saat melakukan invasi Napoleon menyatakan bahwa dirinyalah yang diramalkan dalam Alquran.

Akses terhadap kekuasaan berubah seiring zaman. Pada awalnya kekuasaan diturunkan secara kekeluargaan. Tapi, lama-lama orang-orang yang bukan dari keluarga kerajaan pun bisa menjadi raja atau penguasa titel lainnya. Jalan yang paling banyak dibahas buku ini adalah militer. Banyak orang-orang yang awalnya hanya orang miskin bisa menjadi penguasa dengan cara masuk ke dalam militer lalu memanjat sosial sampai pada kedudukan tertinggi, seperti yang dilakukan Napoleon. Jalan lainnya adalah merangkak di pemerintahan. Hal ini tampak pada sistem konsul di Romawi yang anggotanya adalah perwakilan dari kalangan patrisian atau kaum bangsawan dan kalangan plebeyan atau kaum rendahan. Melalui pertentangan di konsul inilah seseorang bisa mendapatkan kuasa. Cara lainnya adalah melalui perdagangan, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Fenisia.

Perang membanjiri buku ini. Motifnya bisa ekspansi atau mempertahankan diri. Dalam gejolak perang itu agama, teknologi, seni, arsitektur, bahkan sejarah saling silang sengkarut. Misalnya, Perang Salib memungkinkan pembauran budaya dari negeri-negeri Kristen dan negeri-negeri Islam, bahkan pengetahuan-pengetahuan Yunani kuno didapatkan negeri-negeri Kristen via peninggalan-peninggalan yang dicatat di negeri-negeri Islam.

Sejarah Dunia untuk Pembaca Muda mengatakan bahwa peradaban berkembang karena konflik-konflik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar