Jumat, 10 April 2015

Dan Senja Pun Turun - Nasjah Djamin


Judul Buku
:
Dan Senja Pun Turun
Penulis
:
Nasjah Djamin
Penerbit
:
Sinar Harapan
Tahun Terbit
:
1981



Kaitan antara suatu peristiwa besar dan dampaknya bisa saja tampak sangat samar. Apa hubungan antara penurunan Orde Lama dan peristiwa ’65 dengan dunia pelacuran? Jawabannya bisa ditemukan dalam kisah Anwar, Nuning, Mia, Tience, dan Mini. Anwar adalah bekas pemuda pergerakan yang turut dalam hiruk-pikuk penggulingan Orde Lama. Tapi, karena keluarganya miskin sementara dia hidup di perantauan, maka akhirnya dia jadi gigolo di tangan Mia. Dia dan Mini bertemu dalam sebuah pesta setelah keruntuhan Orde Baru. Berbeda dengan Anwar, Mini tidak menjadi pelacur, tetapi jadi orang yang berpandangan bebas dalam hal seks. Nuning adalah anak dari orang yang terlibat dalam PKI. Setelah peristiwa ’65, orang tuanya hilang, sementara dia sendiri menjadi pelacur di Silir untuk menyambung hidup. Dua peristiwa itu menyebabkan Anwar dan Nuning masuk ke jalan pelacuran.

Peristiwa besar memang bisa mengubah hidup seseorang. Dalam kasus Anwar, itu adalah perubahan yang ironis. Sebelumnya, dia turut dalam gerakan pembebasan dari suatu rezim. Ujung-ujungnya dia terkungkung dalam pukauan Mia sebagai gigolo seperti benda. Di sisi lain, dalam kasus Nuning, kehilangan orang tua gara-gara peristiwa ’65 mendorongnya untuk bertahan hidup dengan cara apa pun. Dalam keadaan terdesak, akhirnya dia menjadi pelacur. Saat Anwar mengajaknya kawin dan mengajaknya keluar dari kehidupan macam itu, dan dia setuju, Mia dan Tience menghalanginya. Dia kalah. Tragis. Saat akhirnya Anwar memberontak pada Mia dan Tience, dan mengejar Nuning yang pergi karena kalah, dia mengalami kecelakaan. Seakan-akan dia terkutuk untuk terpenjara selamanya, upayanya untuk mengubah hidup berakhir pada suatu peristiwa tragis.

Dan Senja Pun Turun secara tersirat memiliki dua bagian besar. Ini tampak pada gaya penceritaan dan pokok persoalan yang diceritakan. Bagian pertama berisi latar belakang tokoh: Anwar kenal dengan Mia melalui pertemanannya dengan Tono dan Tini, anak Mia, dalam gerakan pelajar; Pertemuan pertama Anwar dan Nuning saat dia begitu jengkel pada Mia; dan keluarga Nuning dibahas pada bagian pertama. Bagian ini dituturkan lewat bolak-balik kilas balik yang mengiringi penantiannya atas Mia yang selama seminggu pergi, persinggungannya dengan Mini, cerita Karni tentang latar belakang Nuning, dan ajakan Anwar pada Nuning untuk kawin dan memulai hidup baru. Selain itu, ada juga perenungan Anwar atas keberadaan dirinya sebagai manusia dan kaitannya dengan hubungannya dengan Mia, keterlibatannya dalam gerakan pelajar dahulu, dan keluarganya di Medan. Sementara itu, bagian kedua didominasi oleh dialog, atau lebih tepatnya perdebatan antara Anwar dengan Nuning, dengan Tience, dengan Mia, dan Nuning dengan Mia. Kebebasan adalah topik yang menjadi benang merah antara perdebatan itu. Latar belakang tokoh dikupas supaya menjadi bola salju, lalu diledakkan dalam perdebatan-perdebatan itu. Namun, setelah serangkaian perdebatan yang seakan dimenangkan oleh kubu Anwar dan Nuning, kubu yang tidak ingin mendewa-dewakan kenikmatan material, Anwar malah mengalami kecelakaan di akhir cerita. Betapa pesimis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar