Judul Buku
|
:
|
Tanah Gersang
|
Penulis
|
:
|
Mochtar Lubis
|
Penerbit
|
:
|
Yayasan Obor Indonesia
|
Tahun Terbit
|
:
|
1992
|
Misalkan ada orang melakukan tindakan jahat. Tapi, sebelum
itu, kamu diberi tahu latar belakang hidupnya yang tidak beruntung (keluarga
yang tidak menyayangi dan mengalami perang). Lalu, saat orang itu hendak
bertaubat atas tindakannya itu, dia mati. Bagaimana pandanganmu terhadap orang
itu? Begitulah Mochtar Lubis mengocok pandangan terhadap tokoh utama dalam
Tanah Gersang, terutama Joni.
Dia adalah sosok perencana dalam kumpulannya, sedangkan
Sukandar dan Yusuf pelaksananya. Pembagian peran dalam kelompok itu juga jadi
semacam kampanye tentang pentingnya pendidikan dan manfaat praktisnya. Sekolahlah.
Maka, walau sebelang-betong apa pun, niscaya kamu akan jadi sosok intelek dalam
kumpulanmu.
Tapi, seperti pepatah lama, “dia yang menambah pengetahuan,
menambah kesedihan”, barangkali karena Jonilah Si Doel Anak Sekolahan dalam
kelompoknya, pergolakan batinnyalah yang disorot lebih rinci: terhadap
keluarga, teman-teman, tindakan kriminal, dan Lisa, perempuan yang ngebet
banget dia buru-buru.
Sayangnya, motif kejadian yang meledakan pergolakan batin Joni tidak sedahsyat letusan pistol yang ada di situ. Barangkali ketiba-tibaan itu dan kematian korban sengaja diciptakan untuk membikin kontras dengan tindak kriminal sebelum-sebelumnya yang motifnya dijelaskan dan tiada korban jiwa. Tapi, bagaimanapun juga kejadian itu mengakhiri buku kedua Tanah Gersang dan bagian kelamnya yang kentara.
Buku ketiga berisi kisah cinta Joni dan Dewi yang
digambarkan kelewat berbunga. Sedangkan, dua buku sebelumnya kelam. Kadang-kadang
apa yang kita curigai benar adanya. Bunga itu jadi kedok bagi Joni sendiri atas
masa lalunya. Tapi, kamu bisa lari, tapi tak bisa sembunyi. Tiada yang sadar
saat kedok terkuak kecuali Joni sendiri. Begitulah penebusan dosa itu terjadi.
Berakhirlah pergolakan batin Joni.
Tanah Gersang adalah pergolakan batin Joni, seorang lelaki
yang saat anak-anak melihat orang mati ditembak dalam suasana perang, yang
bapaknya sibuk dengan urusan politik dan kawin lagi, yang ibunya membencinya
sebagai pantulan kebenciannya terhadap suaminya, yang menemukan air bagi tanah
gersangnya di laut tempatnya tenggelam.
Tiga Puntung Rokok udah kelar, aku lanjut minjem ini dong..
BalasHapus