Rabu, 21 Juni 2017

Orang-Orang Bloomington - Budi Darma


Judul Buku
:
Orang-Orang Bloomington
Penulis
:
Budi Darma
Penerbit
:
Sinar Harapan
Tahun Terbit
:
1980




Budi Darma dalam kata pengantar buku Orang-Orang Bloomington ini menyatakan bahwa pasti ada benang emas halus yang menghubungkan satu karya dengan karya lain seorang penulis. Memang dalam kumpulan ini pun ada benang-benang emas halus yang menghubungkan 7 cerpen di dalamnya: daerah sepi, orang-orang yang tidak disukai atau diabaikan, kedengkian, dan ulang-alik perasaan naratornya terhadap orang-orang yang diceritakannya.

Daerah sepi adalah latar yang berulang muncul dalam buku ini. Jalan Fess yang disebut-sebut dalam beberapa cerpen adalah lokasi kosan seorang narator. Dia sampai-sampai harus jalan beberapa blok ke sebuah toko untuk mencari informasi tentang tetangganya yang misterius, sang “Laki-Laki Tua Tanpa Nama”. Jalan Sepuluh Selatan yang ditinggali Catherine, gadis yang ditaksir seorang teman sekosan “Yorrick”. Saat orang itu menyatakan niatnya untuk tinggal di jalan yang sama, Catherine bilang jalan itu sepi dan tentram tapi yang merugikan adalah jauh dari tempat-tempat umum. Di salah satu rumah di Jalan Jefferson yang sepi “Ny. Elberhart” berharap surat datang tapi bersikap memusuhi orang lain. Apartemen “Keluarga M”juga berletak di daerah yang jauh dari tempat umum. Para tetangga di Jalan Fess, Jalan Sepuluh Selatan, Jalan Jefferson, dan di Apartemen keluarga M sama-sama punya sikap ‘urusan orang lain bukan urusan saya dan orang lain tidak perlu mengurusi urusan saya’. Suasana sepi daerah itu diperkuat oleh sikap-sikap saling masa bodoh penghuni-penghuninya.

Lingkungan atau suasana semacam itulah latar kisah orang-orang yang tidak disukai. “Joshua Karabish” tidak disukai semua orang, mantan teman sekosan, ibu kosnya yang baru, bahkan dianggap tidak berguna oleh ibunya. Teman sekamarnya yang baru pun sempat tidak suka padanya. “Orez” secara tersirat dibenci bapaknya karena dianggap anak pembawa sial, bahkan gejala yang menunjukkan dia hilang menimbulkan semacam kelegaan. “Charles Lebourne” dibenci oleh anak haramnya karena seenaknya meninggalkan ibu anak itu. “Yorrick” dibenci teman sekosannya karena suka bersikap seenaknya dan lebih diramahi oleh ibu kosannya dan gadis kecengannya. Dua anak keluarga M dibenci kesumat oleh tetangganya sampai-sampai dia melakukan tindakan-tindakan yang akan membuat orang lain justru tidak suka padanya.

Pada taraf tertentu orang-orang yang tidak disukai itu justru tampak sebagai orang-orang yang diabaikan sehingga menimbulkan rasa kasihan. Dua anak keluarga M itu sering berkelahi dengan anak-anak tetangga dan melakukan tindakan yang menjengkelkan sang narator karena terabaikan secara ekonomi oleh orang tuanya yang memang kere. Joshua Karabish dianggap sebagai inspirator narator menulis puisi pun ibunya tidak mau menerima, apalagi kalau diberi tahu bahwa puisi-puisi tersebut adalah puisi Joshua, padahal itulah kenyataan sesungguhnya. Ny. Elberhart jadi paranoid orang lain menularkan penyakit padanya karena pernah berturut-turut ditulari penyakit oleh suaminya. Di sisi lain dia berharap kehangatan orang lain, bahkan berharap dirinya dikenang setelah kematian. Tapi, dia begitu saja dilupakan, sama seperti majalah yang memuat puisinya: kehujanan, kuyup, lalu dibuang begitu saja.

Dalam menghadapi mereka, perasaan kebanyakan narator berubah-ubah. Yang perasaannya tidak berubah paling-paling narator yang berhubungan dengan Yorrick. Dari awal sampai akhir dia kesal pada Yorrick karena beragam alasan. Narator-narator yang lain mengalami fase-fase berikut: penasaran, kesal, merasa bersalah, kasihan. Sangat menonjol fase-fase itu dirasakan narator dalam “Joshua Karabish”, “Keluarga M”, “Ny. Elberhart”. Pada “Laki-Laki Tua Tanpa Nama” tidak ada rasa kesal. Sementara itu, pada “Charles Lebourne” rasa kesal dan rasa bersalah itu terus-menerus bergantian, bahkan sampai akhir cerita tidak ada satu perasaan mantap yang dirasakan narator terhadap Charles Lebourne.

Orang-orang Bloomington yang dikisahkan Budi Darma adalah orang-orang Bloomington yang tidak disukai, terabaikan, dan tinggal di daerah-daerah sepi. Keadaan macam itulah yang memperintens rasa kasihan atau rasa bersalah naratornya terhadap mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar