Judul Buku
|
:
|
Harmoni
|
Penulis
|
:
|
Ras Siregar
|
Penerbit
|
:
|
Pustaka Utama Grafiti
|
Tahun Terbit
|
:
|
2008
|
Masalah domestik yang dihadapi beragam kalangan yang tinggal
di wilayah Harmoni, Jakarta, pada tahun ’60 bertebaran dalam kumpulan cerita
pendek Harmoni karya Ras Siregar.
Dari klerek, atasan, pembantu, pelacur, apoteker, pekerja serabutan, sampai orang gila tak ketinggalan diceritakan dalam kumpulan ini. Seringkali mereka digambarkan sebagai perantau. Jadi, persoalan yang mereka hadapi di tanah rantau itu tak jarang dibayangi masalah dari kampung halaman. Hal ini diisyaratkan oleh cerita pendek pembukanya, Harmoni, sebuah surat berisi lukisan keadaan belaka tentang daerah itu yang ditujukan pada Didi atau perantau mana pun yang ingin datang ke Jakarta.
Kadang tokoh-tokoh itu mesti menghadapi ketegangan suami dan istri, orang tua dan anak, tetangga, rekan sejawat, dan kadang juga ketegangan antara teman. Dalam kumpulan ini, tidak ada cerita pendek yang hanya mengandung satu ketegangan. Setidak-tidaknya ada dua ketegangan dalam tiap cerita pendek, misalnya Berpeluk dengan Malam yang berisi kisah seorang suami yang jadi bertengkar dengan istrinya gara-gara membantu temannya.
Berikut ini tiga cerita pendek yang, menurut saya, memberikan gambaran umum tentang kumpulan cerita pendek ini:
Darah Tinggi adalah yang paling kentara menyandingkan ketegangan antartokoh dengan latar sosialnya. Seorang ibu dari kampung datang ke Jakarta untuk tinggal dengan anaknya. Lingkungan rumah tangga anaknya membuatnya mengalami gegar budaya. Menantunya sering bertengkar dengan tetangga, sementara cucunya punya kebiasaan yang menurutnya tidak sopan. Akhirnya, darah tingginya kumat dan dia pulang kampung. Darah tinggi disandingkan dengan lingkungan rumah tangga anaknya, khususnya, dan keadaan kejiwaan orang yang tinggal di kota besar, umumnya. Menantu dan tetangga yang sering bertengkar itu seperti orang yang mengidap darah tinggi. Oya, ini juga merupakan perwakilan cerita pendek yang berakhir “kembali seperti semula", salah satu kutub akhir cerita pendek dalam kumpulan ini.
Di Bawah Serumpun Pohon Bambu adalah yang paling padat memadukan lapisan konfliknya. Aziz datang ke Jakarta untuk mengajak Nurhayati menikah sebagaimana yang direncanakan orang tua mereka di kampung halaman. Nurhayati diajak menikah oleh Tuan Slaughter, rekan sejawatnya di kedutaan. Nurhayati merantau sebagai pemberontakan atas kekolotan orang tuanya. Pada akhirnya, Nurhayati mengambil sebuah keputusan yang berakhir ironis, kutub lain akhir cerita pendek dalam kumpulan ini.
Di antara cerita pendek anomali dalam kumpulan ini, Amblang Gila Paus Harmoni adalah yang paling menyimpang. Sementara yang lain berisi kisah tentang urusan domestik, cerita pendek ini malah bercerita tentang orang gila bernama Amblang Gila yang juga sempat nongol dalam cerita pendek lain (Lewat Tengah Malam). Cerita pendek ini berisi asal mula nama Amblang Gila dan asal mula kegilaannya. Di dalamnya tersirat pengaruh zaman pendudukan Jepang terhadap orang Indonesia pada tahun ’60-an, masa kumpulan cerita pendek ini pertama kali terbit.
Sebagaimana judulnya, kumpulan cerita pendek Ras Siregar ini adalah harmoni beragam kalangan dari beragam generasi dalam menghadapi berlapis masalah domestik yang kadang berakhir ironis, kadang kembali seperti keadaan semula.