Judul Serial
|
:
|
Freaks and Geeks
|
Jumlah Episode
|
:
|
18 episode
|
Pencipta
|
:
|
Paul Feig
|
Aktor
|
:
|
Linda Cardellini, John Francis Daley, James Franco, Samm Levine,
Jason Segel, Seth Rogen, Busy Philipps, Martin Starr, Sarah Hagan,
Natasha Melnick
|
Rumah Produksi
|
:
|
Apatow Productions & Dreamworks Television
|
Waktu Tayang Asli
|
:
|
25 September 1999 – 8 Juli 2000
|
Freaks and Geeks berisi konflik antara anak dan orang tua,
lika-liku cinta, dan krisis eksistensi dalam kehidupan sehari-hari anak-anak
SMA di suatu daerah di Amerika tahun ‘80an.
Ada dua tokoh yang menjadi fokus serial ini: Lindsay Weir (Linda
Cardellini) dan Sam Weir (John Francis Daley). Mereka adalah kakak-beradik.
Lindsay yang lebih tua. Lindsay adalah seorang gadis juara kelas, bahkan dia
adalah seorang mathlete (atlet matematika) jempolan. Dia juga anak yang patuh
pada orang tuanya. Tapi, setelah menyaksikan sendiri kematian neneknya, dia
memutuskan untuk berubah. Yang awalnya nongkrong dengan anak-anak atlet
matematika, dia kemudian bergaul dengan anak-anak yang digolongkan sebagai
freaks. Dia pun mengubah dandanannya. Dulu dia memakai rok dan sweater, dan
rambutnya dijepit. Sekarang dia memakai jaket parka dan celana jins. Sementara
itu, Sam adalah bocah yang nongkrongnya dengan anak-anak yang digolongkan
sebagai geeks. Mereka sering menjadi bahan gencetan anak-anak olah raga (yang
sering disebut sebagai jocks) atau anak-anak yang badannya lebih besar. Saat
penjaskes mereka jarang diajak main oleh teman-temannya. Kalau sedang ngumpul,
mereka membicarakan serial televisi atau film kesukaan mereka dengan sangat
antusias. Lindsay dan Sam adalah anak-anak baik-baik yang nyaris culun dan kaku.
Sebelum banyak nongkrong dengan freaks, Lindsay punya
seorang sobat bernama Millie (Sarah Hagan). Mereka sama-sama mathlete dan anak
gereja. Kalau Millie mendapati Lindsay melakukan kenakalan-kenakalan bersama
freaks, dia sering menegur Lindsay. Freaks sendiri terdiri atas Daniel Desario,
Nick Andopolis, Ken Miller, dan Kim Kelly. Pertama-tama, Lindsay bergabung
dengan tongkrongan itu karena perkenalannya dengan Daniel (James Franco),
bahkan sepanjang cerita bertebaran isyarat bahwa Lindsay punya rasa pada Daniel
walaupun tidak pernah ada penggalian lebih lanjut. Daniel sendiri adalah pacar
Kim Kelly (Busy Philipps), seorang gadis berpostur maskulin yang mudah meledak.
Nick Andopolis (Jason Segel) adalah pemuda kikuk yang suka giting dan penggemar
berat rock progresif (khususnya Led Zeppelin dan Rush) yang bermimpi bisa
menjadi drummer terkenal. Ken Miller (Seth Rogen) adalah pemuda yang suka
membikin komentar-komentar sarkas. Di antara semua freaks Ken adalah yang
paling jarang berada dalam satu adegan berdua saja dengan Lindsay.
Sam menongkrong dengan Neal Schweiber (Samm Levine) dan Bill
Haverchuck (Martin Starr). Neal suka berpakaian perlente –yang sebenarnya
membuat dia tampak lebih aneh— dan suka memposisikan diri sebagai orang yang
paling tahu sesuatu di antara teman-temannya dan pemimpin di antara geeks. Dia
juga suka memperagakan tokoh-tokoh populer favoritnya. Bill adalah yang
tampangnya paling culun. Dia memakai kaca mata berukuran besar. Mukanya cengok
(mulutnya suka mangap melulu). Dia juga suka tidak sadar ruang. Misalnya, dia
makan di tempat yang dilarang. Tapi, dialah yang mempunyai naluri pemberontak
paling besar di antara geeks. Dia meneror guru penjaskesnya karena dendam
setelah sekian lama tidak dipedulikan saat mata pelajaran itu. Selain dengan
geeks, Sam juga sering satu adegan dengan pujaan rahasianya, Cindy Sanders
(Natasha Melnick), seorang anggota pemandu sorak.
Semua tokoh utama Freaks and Geeks mengalami pergolakannya
masing-masing walaupun dalam intensitas dan penggalian yang berbeda.
Hubungan antara tokoh dan keluarganya adalah persoalan yang
berulang muncul.
Ken, tokoh yang wataknya paling sedikit digali, pun
mengalami masalah itu. Ketidaksukaannya pada bapaknya disiratkan dalam
ucapannya bahwa dia akan menunggu sampai bapaknya mati supaya dia punya biaya
untuk pindah ke Hawaii. Yang juga hanya ditampilkan sedikit sekali hubungannya
dengan keluarganya adalah Daniel. Pada adegan itu dia bertengkar dengan ibunya
karena tidak mau disuruh-suruh.
Pacar Daniel, Kim, memiliki hubungan yang lebih buruk dengan
orang tuanya. Ibunya suka menjelek-jelekkan Kim dan menyebutnya anak yang tidak
berguna. Agaknya ini juga yang membuat Kim memiliki pembawaan yang gampang
meledak. Setelah berkenalan dengan Lindsay, Kim mendapatkan kesempatan untuk
membuktikan pada ibunya bahwa dia bisa juga bersahabat dengan anak orang kaya
yang prestasi akademiknya bagus. Tapi, karena pembuktian itu terlalu banyak
dipermanis Kim, upaya itu gagal.
Sama dengan Kim, Nick memiliki hubungan yang tegang dengan
bapaknya yang purnawirawan tentara. Bapaknya tidak suka Nick bermain drum.
Ditambah lagi, nilai Nick jelek. Bapaknya bahkan membuang perangkat drum Nick
yang megah itu. Nick didesak untuk masuk tentara saja setelah lulus.
Yang hubungannya agak lebih pelik adalah Neal. Dia sangat
mengagumi bapaknya. Tapi, saat dia menyadari bahwa bapaknya selingkuh, dia remuk
dan kebingungan. Keretakan hubungan bapak dan ibunya yang menjadi terang
membuatnya membenci diri sendiri. Ketegangan itu mencapai puncak pada suatu
pesta rumahan yang diadakan orang tuanya. Di situ dia yang sudah belajar
ventriloquist mengejek bapaknya.
Bill sangat dekat dengan ibunya, bahkan sampai pada taraf
tidak rela kalau ada orang lain di antara mereka. Ibu Bill adalah seorang
janda. Saat Pak Ben, guru penjaskesnya, musuh besar Bill, jatuh cinta pada
ibunya, Bill sangat cemburu dan berusaha untuk menggagalkan pendekatan Pak Ben.
Tentu saja yang paling pelik hubungannya dengan orang tua
adalah Lindsay. Dia adalah anak kesayangan orang tuanya karena segala prestasi
akademik dan sikapnya. Tapi, setelah dia berubah dan kedapatan membuat ulah,
hubungan dia dan orang tuanya berombak. Kepercayaan orang tuanya terhadapnya
pun naik-turun. Salah satu puncak ketegangan hubungan mereka adalah saat
Lindsay yang diam-diam memakai mobil bapaknya untuk mengantar freaks ke suatu
konser mengalami kecelakaan sehingga mobil itu rusak parah. Bapaknya bahkan
berkata bahwa dia bisa saja memenjarakan Lindsay dengan tuntutan curanmor. Pada
kesempatan lain muncul isyarat tentang harapan Lindsay atas orang tuanya. Saat
itu bapaknya baru saja menasihati Nick yang bertengkar dengan bapaknya. Lindsay
bertanya-tanya kenapa bapaknya bisa sehangat itu berbicara pada Nick sedangkan
sangat tegas padanya. Bapaknya bilang karena Lindsay adalah anaknya yang dia
temui setiap hari dan ketahui seluk-beluknya.
Konflik antara anak dan orang tua dalam serial ini muncul dari
harapan kedua pihak. Orang tua ingin begini anak ingin begitu.
Tentu saja percintaan remaja tidak mungkin tidak ada dalam
serial ini.
Sam sejak lama memuja Cindy. Tapi, selama itu Sam hanya bisa
sampai pada taraf saling menyapa. Paling mentok mereka membicarakan urusan
sekolah. Cindy sering meminta tolong pada Sam. Sam dengan saran teman-temannya
mencoba banyak cara untuk memikat perhatian Cindy. Dia bahkan sampai mengubah
penampilannya walaupun perubahan penampilan itu sangat tidak mengesankan Cindy
dan malah membuat dia diolok-olok orang satu sekolah, dan dia mengikuti
ekskul-ekskul yang diikuti Cindy. Tapi, usaha Sam tidak sepenuhnya sia-sia.
Persinggungan mereka pada kegiatan akademik dan ekskul itu memberi mereka
kesempatan untuk mengobrol lebih jauh. Walaupun kemudian Sam hanya menjadi
sebatas teman curhat cinta Cindy yang galau karena pacarnya yang jocks, obrolan
itu menjadi jalan bagi Sam untuk menjadi pacar Cindy saat putus dari pacarnya.
Meskipun demikian, setelah berpacaran, justru angan-angan Sam tentang Cindy
rubuh sama sekali. Sam merasa Cindy hanya ingin Sam mengikutinya saja. Cindy
sama sekali tidak tertarik pada apa-apa yang menarik bagi Sam, bahkan
bersimpati pun tidak. Film-film lawak Steve Martin yang sangat disukai Sam
membosankan Cindy. Sam jadi bertanya-tanya tentang cinta.
Kakaknya, Lindsay, pun mengalami kisah percintaan yang buruk
walaupun dalam bentuk yang berbeda. Walaupun pada awalnya Lindsay nongkrong
dengan freaks karena perkenalannya dengan Daniel dan ada isyarat bahwa Lindsay
jatuh hati pada Daniel, dia kemudian lebih dekat dengan Nick. Kedekatan ini
diperintens oleh masalah anak-orang tua yang melilit Neil. Saat anak-anak
freaks yang lain mengolok-olok atau mengabaikan kesusahan Neil, Lindsay justru
mendukung secara aktif Neil. Lindsay bahkan mendukungnya untuk berlatih drum
sungguh-sungguh dan kemudian mengikuti audisi suatu band. Saat Neil sedang
terpuruk-terpuruknya, Lindsay menciumnya sebagai pelipur. Neil mengumumkan itu
pada teman-temannya sebagai tanda mereka jadian. Lindsay tidak menyangkal
maupun mengiyakan saat mereka menanyakan itu padanya. Tapi, seiring hubungan
mereka berjalan, Lindsay merasa tidak nyaman dengan pembawaan Neil yang terlalu
mengikatnya dan memiliki pembawaan yang terlalu serius. Dia menyatakan niatnya
untuk memutuskan Neil pada Kim. Tapi, kemudian freaks yang lain melarangnya
putus dengan memberi isyarat tentang betapa kacaunya Neil saat putus dari pacar
sebelumnya. Lindsay yang gamang curhat pada ibunya. Dia yakin akan memutuskan
Neil. Tapi, pada saat-saat terakhir dia membatalkan niatnya karena Neil sedang
sangat terpuruk. Tapi, karena suatu kesalahpahaman, ibunya malah mengisyaratkan
niatan putus Lindsay pada Neil. Setelah itu, Neil bersikap agak memusuhi
Lindsay walaupun mereka tetap menongkrong bersama. Saat hubungan pertemanan
mereka agak membaik, Neil selalu memproyeksikan patah hatinya pada Lindsay,
seakan-akan Lindsay-lah yang merasa menyesal putus dari Neil.
Di antara semua kisah cinta yang ada dalam serial ini
hubungan Daniel dan Kim adalah yang awet-rajet. Mereka putus-nyambung
berkali-kali. Kalau putus, Kim akan menjadi senggol bacok. Pada awal
perkenalannya dengan freaks Lindsay merasa bingung menghadapi Kim yang
misuh-misuh melulu karena patah hati. Tapi, anak-anak freaks yang lain
menyuruhnya bersikap cuek saja karena Kim dan Daniel sudah biasa begitu. Memang,
kemudian mereka balikan lagi. Suatu ketika Kim mendapati Daniel merayu
temannya. Peristiwa itu bertepatan dengan memanasnya hubungan dia dan orang
tuanya. Kim murka. Bahkan, saat Daniel mendatanginya dan membujuknya di rumah
Lindsay, dia memukul, menampar, dan seterusnya. Tapi, Daniel teguh. Akhirnya,
Kim luluh dan mereka bercinta di dapur rumah Lindsay.
Yang agak ekstrim adalah kisah cinta yang dialami Ken. Dia
jatuh cinta pada perempuan yang suka diejeknya. Lalu, saat mereka kemudian
jadian, si perempuan mengaku bahwa saat lahir dia memiliki dua kelamin, penis
dan vagina. Ken menjadi gelisah dan bertanya-tanya apakah dia homoseksual atau
bukan. Dia menjauhi perempuan itu. Hubungan mereka merenggang. Pada akhirnya
perempuan itu mengetahui bahwa Ken membocorkan rahasia itu pada teman-temannya.
Setelah berbagai pergulatan, Ken menyesal dan meminta balikan.
Dalam serial ini cinta remaja dilihat dari sudut pandang
seorang pemuja yang kemudian terbangun dari mimpinya, seorang pengungsi masalah
sekolah dan keluarga, seorang pemain cinta, dan seorang yang punya prasangka orientasi
seksual.
Satu lagi hal yang terus muncul dalam serial ini adalah
krisis eksistensi yang dialami tokoh-tokohnya.
Neil sangat menggemari drum. Ada suatu adegan megah yang menampilkan dia bermain drum sambil diiringi lagu. Berkali-kali dia membanggakan drum set-nya yang 32 kit. Saat John Bonham meninggal, dia sangat terpukul. Tapi, setelah latihan band untuk audisi battle of the band dan mengikuti audisi drummer untuk suatu band, dia baru sadar bahwa dia payah. Selama itu teman-temannya sebenarnya tahu bahwa Neil payah, tapi mereka membiarkannya. Ken pernah berkata pada Lindsay bahwa seberapa keras pun Neil mencoba pada akhirnya dia akan masuk tentara. Saat Neil menyadari keadaannya, kita bisa melihat betapa rapuhnya dia sehingga dia memerlukan suatu tameng untuk melindunginya: drum. Dia merasa drum adalah dirinya sebagaimana pernah dinyatakannya pada Lindsay. Ketika tameng itu hancur, hancur pula dia sampai pada taraf dia menyatakan bahwa buat apa berusaha? Semuanya sia-sia. Baru setelah masa kritis itu lewat, dia perlahan bangkit walaupun kecenderungan delusionalnya masih tampak dalam sikapnya yang kikuk. Atas dorongan bapak Lindsay dia mulai mengikuti les drum dan belajar drum dengan benar.
Neil sangat menggemari drum. Ada suatu adegan megah yang menampilkan dia bermain drum sambil diiringi lagu. Berkali-kali dia membanggakan drum set-nya yang 32 kit. Saat John Bonham meninggal, dia sangat terpukul. Tapi, setelah latihan band untuk audisi battle of the band dan mengikuti audisi drummer untuk suatu band, dia baru sadar bahwa dia payah. Selama itu teman-temannya sebenarnya tahu bahwa Neil payah, tapi mereka membiarkannya. Ken pernah berkata pada Lindsay bahwa seberapa keras pun Neil mencoba pada akhirnya dia akan masuk tentara. Saat Neil menyadari keadaannya, kita bisa melihat betapa rapuhnya dia sehingga dia memerlukan suatu tameng untuk melindunginya: drum. Dia merasa drum adalah dirinya sebagaimana pernah dinyatakannya pada Lindsay. Ketika tameng itu hancur, hancur pula dia sampai pada taraf dia menyatakan bahwa buat apa berusaha? Semuanya sia-sia. Baru setelah masa kritis itu lewat, dia perlahan bangkit walaupun kecenderungan delusionalnya masih tampak dalam sikapnya yang kikuk. Atas dorongan bapak Lindsay dia mulai mengikuti les drum dan belajar drum dengan benar.
Di balik sikapnya yang santai dan suka membercandakan persoalan
Daniel pun sama merasa tidak amannya seperti Neil. Dua persoalan yang
menggelisahkannya adalah nilai pelajaran dan identitasnya. Saking sadarnya akan
kinerja akademiknya yang buruk Daniel sering sengaja membolos atau menghindari
ujian. Dia merasa tidak ada gunanya berusaha. Suatu kali dia terdesak urusan
nilai. Saat itu dia menggunakan keahliannya untuk membercandakan persoalan: dia
berakting seperti orang tidak berdaya. Akting itu sangat meyakinkan. Lindsey
yang menyaksikan akting Daniel di hadapan kepala sekolahnya tidak bisa menahan
tawanya karena sebelumnya pun Daniel berakting demikian untuk membujuknya
supaya mau membuatkan contekan ujian. Tapi, Daniel tidak bisa menggunakan
keahliannya untuk berpura-pura saat dihadapkan pada persoalan identitas. Di
balik topeng santai itu dia sebenarnya tidak tahu dia mau apa atau mau jadi
apa. Dia adalah tipe orang yang hanyut dalam lautan kehidupan. Saat ditanya
oleh teman-temannya mau jadi apa ketika lulus kelak, dia mengeles. Tapi, dalam
omongannya itu jelas terlihat bahwa sebenarnya dia tidak tahu mau jadi apa.
Dalam kegamangan itu, dia sempat bertanya pada seorang dedengkot anak culun di
sekolah. Dia meminta anak itu mendeskripsikan siapa itu Daniel Desario. Setelah
masa kritis itu, dia merelakan diri mencoba segala hal untuk mencari jati
dirinya. Bahkan, dia membiarkan dirinya menjalani hukuman sebagai petugas audio
visual sekolah sekalipun dia sama sekali tidak tahu apa-apa tentang itu. Kegelisahan
ini mendapat sedikit pencerahan saat dia nongkrong dengan geeks untuk bermain
Dungeons & Dragons, sebuah gim bermain peran. Di situ dia marah-marah
karena tidak mau menjadi dwarf. Dari ketidaksukaannya itulah dia menemukan
pencerahan tentang arti eksistensi diri.
Sam tidak suka dicap sebagai geek. Dia pernah menyatakan itu
pada teman-temannya saat dia muak digencet. Meskipun demikian, kemuakan itu
juga dipengaruhi oleh ketidaksadaran Cindy akan perasaannya. Dia ingin dilihat
Cindy. Dia merasa kalau dia tetap dicap sebagai geek dia akan tetap tidak
diperhatikan Cindy dan digencet. Makanya, dia mencoba beragam cara untuk
menjauh dari cap geek. Tapi, ketika dia berhasil naik derajat –salah satunya
dengan cara menjadi pacar Cindy, dia merasa dunia barunya membosankan.
Keputusannya untuk memutuskan Cindy adalah pertanda bahwa dia menerima dirinya
sendiri, menerima ke-geek-an dirinya.
Sekali lagi, tentu saja Lindsay adalah tokoh yang mengalami
krisis eksistensi paling intens. Berkali-kali dia bolak-balik antara dunianya
yang lama, dunia sebelum dia menyaksikan kematian neneknya, dan dunianya yang
baru yang berisi freaks. Pada awal-awal serial Ken dan Kim tidak suka padanya
karena Lindsay terlalu kaku dan takut aturan, suatu sikap yang justru
merepotkan freaks. Membuat kenakalan sedikit Lindsay takut. Lama-lama Lindsay bisa
menerima nilai-nilai yang dijalankan freaks. Tapi, sempat juga Lindsay kembali
ke dunianya yang lama secara ekstrim karena kecelakaan mobil yang dialaminya
bersama freaks. Dia membenci mereka. Bersamaan dengan itu, ketika kembali
nongkrong dengan mathlete –orang tuanya melarang dia untuk nongkrong dengan
freaks, dia merasakan kembali naluri kompetisi. Salah seorang saingan di tim
mathlete-nya menentang kehadirannya secara tidak langsung. Dalam persaingan itu
dia menang. Tapi, dia kemudian menyadari bahwa mathlete dan dunia yang
menyertainya bukan lagi dunia yang ingin dia tempati, sebagaimana pengakuannya
pada Millie. Kemudian dia kembali condong ke dunia freaks. Selain
konflik-konflik yang langsung dialaminya, hal lain yang mempengaruhi
kecondongannya pada freaks adalah penilaian orang-orang terhadap freaks.
Berkali-kali dia mendengar orang-orang menjelek-jelekan freaks tanpa dasar.
Misalnya, seorang guru mengatakan bahwa percuma mendidik orang seperti Daniel
Desario karena dia akan berakhir menjadi pecundang; saingannya di mathlete
memfitnah Kim Kelly bahwa dia hamil; ibu Kim menyatakan bahwa Kim anak yang
tidak berguna; bapak Neil mengatakan bahwa apa-apa yang dilakukan Neil tidak
ada gunanya. Tiap kali dia berhadapan dengan keadaan itu, dia akan langsung
berpihak pada freaks dan mendukung mereka secara langsung. Selain naluri untuk
membangkang, kematian neneknya membangkitkan rasa kebajikan dalam diri Lindsay.
Lebih jauh lagi, semua tindakan yang dilakukannya sepanjang serial adalah
upayanya untuk menemukan dirinya.
Dalam serial ini krisis eksistensi tokoh-tokohnya berakar
penyangkalan mereka atas identitas mereka. Pengatasian krisis itu dimulai
setelah mereka menemukan perspektif baru atas dirinya.
Krisis eksistensi dan konflik anak-orang tua tentu saja
adalah persoalan yang serius. Tapi, serial ini berhasil menyajikan persoalan
tersebut sebagai sesuatu yang kocak. Ketika kita menyadari bahwa kita tidak
sehebat yang kita bayangkan tentu kita akan remuk. Tapi, tidak mungkin tidak
kita akan tertawa ketika melihat Neil yang begitu bersemangat audisi sementara
pengaudisinya sudah menggeleng-gelengkan kepala. Kita juga pasti
tersenyum-senyum saat melihat betapa hiperbolanya keadaan yang dihadapi Kim di
rumahnya. Tapi, tentu saja kalau kita menjadi Kim, kita akan sama-sama suka
marah-marahnya seperti dia. Kekocakan inilah yang justru membuat kita lebih
siap untuk memikirkan dengan serius persoalan-persoalan seperti ini.
Freaks and Geeks adalah suatu kisah mbeling tentang
pencarian jati diri remaja melalui konflik-konflik yang dihadapinya di rumah
dan pergaulan sekolahnya.