Minggu, 16 Desember 2018

Gerhana Kembar - Clara Ng


Setidaknya Sang Jagoan Menemukan Jawaban tentang Rahasia Keluarganya

Judul Buku: Gerhana Kembar
Penulis: Clara Ng
Editor: Hetih Rusli
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2008


Manusia itu makhluk yang kepo. Berilah mereka secuplik rahasia. Maka mereka akan jadi penasaran. Kalau sudah begitu, kita tidak perlu lagi melakukan apa-apa untuk menggiring. Dia akan dengan sendirinya menggali sendiri hal tersebut. Itulah yang terjadi pada Lendy, seorang editor buku, dalam Gerhana Kembar.

Yang terjadi adalah dia menemukan sebuah naskah otobiografis tentang suatu hubungan lesbian pada tahun ’60-an di lemari neneknya. Pada mulanya hanyalah rasa penasaran yang membuatnya terus membaca. Itulah satu-satunya motifnya. Paling-paling untuk membuat naskah itu terasa lebih penting Clara secara tidak langsung membandingkan naskah itu dengan naskah novel lesbian yang diterima Lendy di kantor. Lendy menganggap naskah yang ditemukannya lebih menarik daripada novel lesbian itu. Jadi ada seorang editor buku yang menemukan sebuah naskah hebat.

Profesi ini cukup besar pengaruhnya pada motif. Anggaplah editor itu terbiasa menerima banyak naskah. Jadi sudah peka dengan naskah bagus dan naskah jelek. Nah, ini ada sebuah naskah yang dianggap sangat menarik oleh si editor itu. Tidakkah kamu jadi penasaran dengan keseluruhan isi naskah itu sekaligus segala misteri yang melingkupinya?

Persoalan menjadi lebih pelik karena si editor itu menemukan naskah itu di lemari neneknya yang sakit keras. Jadi motif pribadi berperan cukup besar dalam tindakan si editor itu. Untungnya kemudian pada paruh akhir buku jelaslah bahwa naskah itu memiliki penjelasan penting tentang keberadaan Lendy maupun keadaan keluarganya. Jadi Lendy yang pada mulanya tampak seperti seorang editor yang kurang kerjaan karena malah mengulik naskah antahberantah dan bukannya membereskan pekerjaan di kantor, jadi seorang penguak rahasia besar keluarganya.

Pertanyaan besarnya adalah apa hubungan antara naskah itu dan neneknya yang sedang sakit keras? Apakah penulisnya adalah neneknya dan dengan demikian neneknya sedang bercerita tentang hubungan lesbiannya di masa lalu? Sebuah pertanyaan yang jawabannya terlalu jelas bagi saya. Tapi kalau itu, saya bisa memakluminya.

Yang membuat saya cukup lelah ketika membacanya adalah cara ceritanya bolak-balik antara apa-apa yang dialami Lendy dan fragmen-fragmen naskah itu. Pada beberapa bagian, khususnya setelah dijelaskan bahwa naskah itu lebih menarik dari naskah novel lesbian yang diterima Lendy di kantor, apa-apa yang dialami Lendy justru jadi melambatkan laju cerita. Kenapa tidak biarkan saja pembaca terus melanjutkan membaca naskah tadi setidaknya sampai jelas bahwa ibu Lendy ternyata memiliki andil dalam penemuan Lendy itu?

Ditambah lagi, pada akhir cerita kemudian terbukti bahwa hubungan Lendy dan tunangannya serta pekerjaan Lendy di kantor tetap gitu-gitu saja. Lancar-lancar saja. Soalnya, awalnya saya kira penemuan Lendy itu akan berpengaruh apa gitu pada kedua sisi kehidupannya tadi. Bahkan mungkin kalau hubungan Lendy dan tunangannya itu dihilangkan, permasalahan buku ini akan tetap sama.

Barulah sekarang kita bahas bagaimana hubungan lesbian digambarkan dalam buku ini. Pertanyaan tentang hubungan lesbian yang dibahas dalam hubungan antara Fola dan Henrietta ini adalah bagaimana bisa sebuah hubungan lesbian kandas? Jawaban paling gamblang dalam buku ini adalah karena itu bertentangan dengan agama. Itu pun disampaikan melalui mulut Fola. Tapi ya sudah. Itu saja. Sepanjang cerita kita tidak menemukan paparan lebih lanjut tentang itu dalam bentuk apa pun. Kalau saya harus menyebut contoh, paling-paling isyarat lain tentang bagaimana semesta Gerhana Kembar menanggapi hubungan lesbian bisa diintip lewat pernyataan seorang novelis lesbian yang karyanya dianggap jelek oleh Lendy. Katanya, tidak ada penerbit yang berani menerbitkan novel tentang lesbian. Kata kuncinya ada di kata “berani”. Itu pun disangkal mentah-mentah oleh Lendy. Katanya, masalahnya bukan berani atau tidak, tapi naskah yang masuk tidak ada yang bagus.

Justru malah buku ini seperti menyatakan bahwa kandasnya hubungan lesbian itu lebih disebabkan oleh salah satu nilai yang dianut Fola: dahulukan kebahagiaan orang lain. Fola beberapa kali melewatkan kesempatan untuk hidup langgeng bersama Henrietta karena mendahulukan kebahagian orang lain, suaminya yang kelewat baik, anaknya yang hamil di luar nikah, dan cucunya. Bahkan dasar dari nilai yang amat vital bagi Fola itu pun tidak dijelaskan lebih jauh atau setidaknya disiratkan.

Jadi kesannya adalah hubungan lesbian itu kandas ya karena salah orang itu sendiri. Saya bilang begini bukan maksudnya mengatakan bahwa itu salah lingkungan atau apa. Tapi ketiadaan penjelasan tentang konteks yang setidaknya lebih luas dari sekadar pribadi justru membuat masalah-masalah pribadi seakan-akan sama sekali tidak punya kaitan dengan konteks sosial, misalnya. Seakan-akan masalah itu ujug-ujug saja. Kalau buku ini tidak mengandung pembicaraan tentang naskah cerita lesbian yang bagus, saya juga tidak akan membahas-bahas bagaimana hubungan lesbian digambarkan.

Tapi, terlepas dari cara buku ini menggambarkan masalah tadi, akhir buku ini mengisyaratkan suatu pernyataan bahwa semua orang berhak mendapatkan kebahagiaan dari cinta. Pernyataan yang saya kira akan diamini oleh siapa pun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar